Wacana
Saat ini kita berada pada era informasi
global. Sehingga informasi sudah merupakan komoditas yang memiliki nila jual yang
cukup mahal. Selain itu, dengan munculnya teknologi informasi yang terus
menerus mengalami perkembangan telah mencengangkan kita sebagai bangsa yang
sedang membangun. Hal ini dapat dikatakan bahwa “semua warga masyarakat” perlu
informasi untuk kepentingan masa depannya. Salah satu bentuk informasi yang
sudah menjadi komoditas warga bangsa adalah hasil karya ilmiah. Oleh karena
itu, sebagai kaum intelektuan atau calon intelektual kita perlu mengenal dan
bisa melakukan publikasi ilmiah. Jangan dikira bahwa dengan publikasi ilmiah
nilai bangsa kita akan naik grade-nya dan dihargai bangsa-bangsa lain di dunia.
Mengenal
Bahasa Ilmiah
Pengantar
Apakah ada ilmu pengetahuan yang disampaikan
tanpa menggunakan bahasa? Mungkinkah pendidikan seluruhnya dapat dilakukan
tanpa memakai bahasa? Jawabannya tentu TIDAK. Namun, seringkali kita tidak mau
merepotkan diri dengan soal-soal bahasa.
Dengan bahasa kita dapat membentuk dan
mengungkapkan pikiran dan perasaan kita, juga keinginan kita. Dengan bahasa
kita dapat mempengaruhi dan dipengaruhi. Dengan bahasa pula ilmu pengetahuan
dapat disampaikan dan dikembangkan. Untuk itu, marilah kita belajar berbahasa
yang baik dengan benar.
Konsep
Bahasa ilmiah adalah bahasa dalam konteks
keilmuan mengarah pada perancangan bahasa secara terencana agar memiliki
kesanggupan mewadahi gagasan-gagasan yang merupakan buah pengetahuan yang
diperoleh dari pengalaman manusia. selain itu perkembangannya ditujukan pula
untuk mewujudkan komunikasi pengetahuan ilmiah. Komunikasi pengetahuan ilmiah
dalam konteks ini ditandai oleh penggunaan ragam yang sesuai serta pemanfaatan
dan pemekaran kosa kata yang diperlukan untuk mengabstraksikan dan
mengkomunikasikan konsep-konsep keilmuan yang semula terdapat dalam pikiran.
Penjelasan
ihwal bahasa dalam konteks keilmuan yang antara lain menurut keteraturan dan
kelogisan, dapat dimulai dari pernyataan Fier (1977: xviii), yang menegaskan
bahwa...may be defined as ordered knowledge of natural phenomena and the
rational study of relation between concept in which these phenomena are
expressed. Dalam konteks ini, ilmu tak lain adalah pengetahuan yang teratur
tentang fenomena alam dan penelitian yang rasional tentang relasi-relasi antara
konsep-konsep dengan fenomena yang diungkapkannya pengetahuan yang teratur dan
penelitian yangrasional itu tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan bahasa yang
selaras dengan kepentingan pengembangan ilmu.
Berkenaan dengan penggunaan bahasa
untuk kepentingan keilmuan, Rusyana (1989: 45) mengajukan beberapa syarat agar
bahasa itu dapat menjalankan fungsi yang selaras dengan sifat-sifat ilmu. Syarat-syarat
yang dimaksud adalah: (1) jelas, (2) deskriptif, (3) bernalar, (4) dapat
dikontrol, (5) sederhana, (6) menunjukkan bahasa yng abstrak.
Syarat pertama, kejelasan antara lain dapat
terindikasikan dari: (a) arti kata yang tidak menimbulkan keragu-raguan, (b)
didefinisikan, (c) struktur dan makna kalimat yang jelas, (d) adanya satu pokok
yang jelas dalam paragraf dan kepaduan kalimat-kalimat yang mengacu pada satu
pokok dalam paragraf. Kedua, sifat deskriptif yang dimaksud adalah bahasa itu
menggambarkan kenyataan empiris dengan spesifik, tertentu, dan terinci sehingga
dapat dibuktikan kesesuaiannya dengan yang digambarkan itu. Ketiga, bahasa yang
bernalar amat diperlukan untuk menyatakan hubungan sebab akibat atau menyatakan
hubungan fungsional. Untuk itu, pernyataan-pernyataan harus rutin, tidak boleh
bertentangan satu sama lain, dan sistematis. Keempat, pernyataan-pernyataan
yang disusun haruslah dapat dikontrol, artinya dapat diperiksa kebenaran dan
kepalsuannya. Kelima, bahasa ilmu haruslah memiliki kesederhanaan. Gejala-gejala
dijelaskan secara ekonomis dan susunan yang sistematis dalam keilmuan. Keenam,
penggunaan bahasa keilmuan menuju bahasa yang abstrak. Hal ini selaras dengan
arah yang dituju oleh ilmu, yakni dari hal-hal kongkrit menuju generalisasi dan
selanjutnya teori (Rusyana, 1989: 45).
Pilihan kata atau diksi juga merupakan unsur
yang sangat penting penting dalam karangan ilmiah. Diksi menentukan kebakuan
kalimat. Pilihan kata dalam karangan ilmiah harus tepat, benar, dan baku.
Tepat artinya sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan dan sesuai
pula dengan konteks kalimatnya. Benar berarti penulisannya sesuai dengan
EYD dn pembentukan kata. Baku berarti menggunakan kata yang bermakna
denotatif sesuai dengan yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia.
Tujuan
Melalui
pelatihan ini diharapkan peserta dapat:
· Memahami ciri-ciri bahasa ilmuah dan dapat menerapkannya dalam komunikasi ilmiah, lisan ataupun tulisan;· Memilih kata-kata yang tepat dalam menyusun kalimat yang memenuhi kaidah tata bahasa.
Tips
dan Langkah-Langkah
Agar
kita menguasai dan mampu menggunakan bahasa yang ilmiah dalam komunikasi ilmiah,
kita memerlukan banyak latihan. Melalui
latihan kita akan terampil dalam memilih kata-kata yang tepat, menyusun
kalimat yang memenuhi kaidah tata bahasa, dan kemahiran berkomunikasi yang
baik. proses mencapai keterampilan itu dapat dipercepat dengan:
·
Banyak
membaca
·
Rajin
melakukan aktivitas berbahasa produktif dengan memperhatikan hal-hal berikut:
o Dengan siapa kita berbahasa;
o Untuk tujuan apa;
o Kapan dan dimana aktivitas berbahasa itu berlangsung.
Ada pun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
o Pilih sebuah topik
o Apa yang Anda inginkan dengan topik itu
o Kemukakan dengan bahasa ilmiah
Menulis
Paragraf
Pengantar
Dapat kita bayangkanbetapa sulitnya memahami
sebuah tulisan yang tidak terpisahkan dan terorganisasikan dalam
paragraf-paragraf. Pikiran kita seolah-olah terkurung terus untuk memahami
sebuah uraian yang tak terpisahkan antara gagasan utama yang satu gagasan utama
yang lain. Konsentrasi kita dituntut lebih. Kita akan kesulitan dalam memahami
gagasan-gagasan tersebut.
Suatu uraian yang tersusun atas
paragraf-paragraf yang baik akan memudahkan pembaca dalam memahaminya. Marilah kita
tingkatkan kemampuan kita dalam menulis paragraf yang baik dan teratur.
Konsep
Paragraf merupakan gagasan, ungkapan,
penuanganbuah pikiran yang mengandung satu kebulatan ide, mengandung satu pokok
pikiran, dan mengandung satu tema. Paragraf dapat pula dikatakan sebagai
karangan yang pendek dan paling singkat. Dengan adanya paragraf kita dapat
membedakan di mana suatu karangan itu dimulai dan di mana gagasan itu berakhir.
Dengan sendirinya paragraf amat diperlukan di dalam suatu karangan, hal ini untuk
menandai pembukaan topik baru, pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya,
ataukah gagasan yang lain lagi.
Setiap paragraf hanya berisikan sebuah gagasan
utama. Gagasan utama itu ditempatkan dalam sebuah kalimat topik. Gagasan utama
itu dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam rangkaian kalimat yang
berhubungan dengan satu sama lain secara terpadu (kohesif) dan kompak atau
runtut (koheren). Panjang pendek sebuah paragraf tergantung pada kemampuan
penulis dan urgensinya. Tajuk rencana dan berita dalam surat kabar, misalnya,
setiap paragraf hanya berwujud sebuah kalimat yang agak panjang. Sebaliknya dalam
buku-buku teks dan karya ilmuah lain, sebuah paragraf terkembangkan dalam
sejumlah kalimat yang cukup banyak.
Kalimat topik dapat ditempatkan pada awal
paragraf (paragraf deduktif), atau pada akhir paragraf (paragraf induktif),
atau pada awal dan akhir (paragraf campuran). Pada paragraf campuran, kalimat
pokok pada akhir paragraf berfungsi menegaskan kembali. Pada tulisan-tulisan
ilmiah, adanya kalimat pokok itu pada umumnya mudah dikenali. Namun pada kalimat
yang bersifat deskriptif atau naratif kalimat pokoknya tidak selalu mudah
dikenali.
Telah
disinggung di muk bahwa kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf itu harus
dihubungkan satu sama lain secara padu dan runtut serta kompak. Hal itu bukan
saja menuntut kecermatan berbahasa, tetapi juga kejelasan dan kecermatan
berpikir. Yang dimaksud dengan kepaduan di sini terutama adalah kepaduan
semantik atau kepaduan gagasan. Hal itu menunjuk kepada hubungan antara pikiran
yang satu dengan pikiran yang lain sebagai penyambung gagasan utama. Hal itu
berarti menunjukkan saling ketergantungan dan saling mendukung di antara
pikiran-pikiran itu.
Koherensi
berarti keruntutan dan kekompakan hubungan antarkalimat dalam sebuah paragraf. Kalimat-kalimat
itu berfungsi secara bersamaan mengembangkan sebuah gagasan utama. Hubungan kalimat
secara demikian mencerminkan proses berpikir yang jelas, jernih, runtut, dan
logis dan pada gilirannya memudahkan pembaca memahami pikiran-pikira yang
terdapat di dalamnya.
Suatu karangan tentu saja terdiri dari
berbagai paragraf. Berdasarkan letaknya, paragraf dapat dibedakan menjadi aragraf
pengantar, pengembang, transisi, dan penutup. Paragraf pengantar berfungsi
mengantarkan pembaca untuk mengetahui
apa yang akan disampaikan pada paragraf-paragraf berikutnya. Ide sentral
karangan, pokok masalah, dan latar belakang yang ditulis di dalam paragraf
pengantar perlu dikembangkan lebih luas di dalam paragraf-paragraf pengembang. Pengembangan
paragraf ini biasanya dilakukan denga: perincian dan pelukisan; perpandingan
dan pertentangan; analogi; penggolongan dan pembagian; alasan-alasan; contoh
dan ilustrasi; definisi; dan analisis.
Selain paragraf pengantar dan pengembang, juga
terdapat paragraf transisi (peralihan). Paragraf transisi berfugsi sebagai
jembatan yang menghubungkan paragraf-paragraf pengembangan. Di samping ketiga
jenis paragraf ini, penting pula kita susun paragraf penutup. Tanpa paragraf
penutup, pembaca akan kehilangan gambaran umum (the big picture), danpikiran
pembaca akan terpaku pada informasi terakhir yang tidak menyimpulkan
keseluruhan karangan.
Tujuan
Melalui
pelatihan ini diharapkan peserta:
· Mampu menuangkan gagasan ke dalam parafrag-paragraf yang sistematis, kohesif, dan koheren;· Mampu mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf yang kohesif dan koheren;· Mampu menyusun beberapa kalimat menjadi paragraf yang kompak dan padu.
Langkah-langkah
Sebuah paragraf hanya mengandung satu pikiran
utama dan beberapa pikiran penjelas yang keduanya merupakan kerangka paragraf. Dalam
pengembanganya pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan
pikiran-pikiran penjelas ke dalam kalimat-kalimat penjelas sebagai rincian
kalimat utama.
Untuk
itu, lebih jelasnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan sebuah
paragraf adalah sebagai berikut.
o Tentukan pikiran-pikiran utama yang akan menjadi ide sentral tulisan kita.o Rumuskan pikiran utama tersebut ke dalam kalimat utama.o Kembangkan atau perjelas kalimat utama tersebut dengan beberapa kalimat penjelas.o Gunakan salah satu teknik pengembangan paragraf yang sesuai dengan topik paragraf.
Menulis
Wacana
Pengantar
Kitika kita mau menulis sebuah topik,
sebelumnya mesti kita pertimbangkan apa tujuan kita menuliskan topik tersebut. Topik
IAIN Syekh Nur Jati Cirebon misalnya dapat disoroti dengan mempergunakan kelima
macam wacana. Kita dapat mempergunakan bentuk narasi kalau kita mau bercerita
mengenai sejarah pendirian dan perkembangan IAIN Syekh Nur Jati Cirebon. Kita dapat
mempergunakan bentuk deskripsi, bila ingin melukiskan keadaan yang nyata di
IAIN Syekh Nur Jati Cirebon ini, tentang pimpinannya, para dosennya,
mahasiswanya, dan sebagainya. Atau dapat pula kita gunakan bentuk eksposisi
bila kita ingin menguraikan tujuan atau visi dan misi IAIN Syekh Nur Jati
Cirebon. Dan dapat juga menggunakan bentuk argumentasi apabila kita ingin
menyatakan pendirian kita bahwa perlu diadakan perubahan dan perbaikan, atau
bagaimana seharusnya kebijakan pendidikan di IAIN Syekh Nur Jati Cirebon ini
dipolakan. Tentu harus disertai alasan-alasandan bukti-bukti yang kuat untuk
meyakinkan pembaca. Dan yang terakhir kita pun dapat menggunakan bentuk
persuasi apabila kita ingin mempengaruhi pembaca bahwa IAIN Syekh Nur Jati
Cirebon adalah pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menimba imu yang
komprehensif dan bermakna. Nah, marilah kita belajar menyusun kelima bentuk
wacana tersebut.
Konsep
Wacana
adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan
satuan gramatikal tertinggi.
Sebagai
satuan bahasa yang lengkap, maka berarti dalam wacana terdapat konsep, gagasan,
pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana
tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal
tertinggi, wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi
persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya
Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat
dipengaruhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya
keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana
itu kohesif, akan terciptalah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan
benar.
Terdapat berbagai pendapat ahli yang membahas
jenis-jenis wacana, namun perbedaan itu hanya karena perbedaan titik tinjau di
antara mereka.
Wacana Narasi
Wacana narasi adalah wacana yang mengisahkan
suatu peristiwa yang disusun secara kronologis sehingga tampak seolah-olah
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang
penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Perbuatan dan
tindakan yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh itu terjadi dalam
suatu rangkaian waktu. Jadi, dapat disimpulkan narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi.
Sebuah narasi bukanlah merupakan rangkaian
perbuatan semata-mata, tetapi merupakan rangkian perbuatan yang mempunyai makna
secara keseluruhan. Unsur kesatuan itu dicapai oleh semacam “pusat perhatian”
terhadap peristiwa yang terjadi atau oleh alur/plot. Plot atau alurlah yang
memberi makna dramatis terhadap perbuatan atau peristiwa dan alurlah yang menentukan
garis-garis batas sebuah narasi.
Faktor “pusat perhatian” ini memegang peran
penting. Perhatian yang dicurahkan kepada suatu peristiwa akan mengarahkan
seleksi tertentu atas peristiwa itu. Peristiwa pemberontakan akan mempunyai
nilai yang berbeda bagi seorang penulis yang bersimpati kepada buruh dan bagi
seorang penulis yang bersimpati kepada majikan ,walaupun peristiwa yang
sihadapi sama. Perhatian yang berbeda antara kedua penulis itu akan menyebabkan
detail-detail yang berbeda.
Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi adalah karangan
yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu peristiwa atau objek dengan
tujuan agar orang lain mengetahuinya. Dari paparan wacana ini diharapkan orang
lain yang tidak mengetahuinya menjadi tahu, dan orang lain yang tidak jelas
menjadi jelas setrlah membaca atau menyimak wacana tersebut. Fakta-fakta di
dalam wacana ini hanya digunakan sebagai informasi. Wacana jenis ini disebut
juga wacana bahasan karena dalam wacana ini dibahas suatu peristiwa atau suatu
objek. Wacana ini tidak bertujuan mempengaruhi orang lain melainkan hanya
bertujuan memberitahukan suatu peristiwa atau suatu obje. Segala sesuatu yang
ada pada peristiwa atau objek itu dipaparkan tanpa dipengaruhi oleh kesenangan atau
ketidaksenangan terhadapnya.
Wacana Deskripsi
Wacana Deskripsi adalah karangan yang melukiskan,
menggambarkan, memerikan suatu peristiwa atau objek hasi pengindraan dengan
menyertakan detail yang sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat
dan terlibat di dalamnya secara langsung.
Melalui deskripsi, seorang penulis berusaha
memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca, dengan
membeberkan sifat dan semua perincian yang ada pada suatu objek. Sebuah objek
deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar, dicium,
dirasa dan diraba, tetapi seorang penulis deskripsi juga harus dapat
mendeskripsikan perasaan hati, misalnya perasaan takut, cemas, enggan, jijik,
cinta, benci, rindu, kasih, sayang, haru, dan sebagainya. Demikian juga tentang
suasana yang timbul pada suatu peristiwa, misalnya panasnya sinar matahari,
dingin yang mencekam, panasnya bara dan sebagainya harus pula dapat
dideskripsikan oleh penulis. Jadi, deskripsi pada hakekatnya merupakan suatu
usaha untuk menggambarkan suatu objek atau peristiwa dengan kata-kata.
Wacana Argumentatif
Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya
dan akhirnya bertindak seperti apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
Dalam argumentasi, penulis dapat merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa
sehingga ia dapat menunjukkan apakah itu benar atau tidak. Melalui argumen
dunia ilmu pengetahuan berusaha mengajukan bukti-bukti atau mementukan
kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu
hal. Oleh karena itu, argumentasi merupakan dasar yang fundamental dalam ilmu
pengetahuan.
Dasar sebuah tulisan argumentatif adalah berpikir
kritis dan logis. berpikir kritis dan logis merupakan dasar dari penalaran
ilmiah. Untuk hal ini sebuah penulisan harus bertolak dari fakta-fakta atau
evidensi-evidensi yang dijalin dalam metode tertentu. Hal ini juga dilakukan
dalam menulis eksposisi. Hanya pada eksposisi, fakta-fakta dipergunakan
seperlunya dengan tujuan memberi kejelasan. Pada argumentasi, ada motivasi
untuk mempengaruhi atau mengubah pendapat atau sikap seseorang. Dengan
demikian, pada argumentasi fakta-fakta yang dikemukakan bukan hanya untuk memberikan
kejelasan, tetapi juga untuk dapat meyakinkan pembaca atau pendengar. Untuk
dapat meyakinkan pembaca, penulis harus meneliti kebenaran fakta-fakta dan
relevansi kualitas fakta-fakta dengan tujuan penulisan. Melalui suatu kejelasan
atau penuturan yang logis, dapat ditarik kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Apabila analisis data kurang cermat, maka usaha
pembuktian itu akan sia-sia.
Wawancara Persuasi
Wawancara persuasi adalah karangan yang
mempengaruhi, mengajak, dan menganjurkan sesuatu pada orang lain untuk berbuat
dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Ajakan yang diungkapkn di dalam
persuasi tentu saja bertolak dari alasan-alasan yang logis dari penulis
terhadap sesuatu hal. Dengan demikian, alasan digunakan untuk merayu orang lain
agar berlaku sesuai dengan yang diharapkan.
Wacana jenis ini digunakan dalam pidato-pidato
kampanyae, khotbah, iklan dan sejenisnya. Dari uraian wacana tersebut
diharapkan orang tersebut terpengaruh dan mengikuti anjuran yang dikemukakan
oleh penulis atau pembicara.
Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran
manusia dapat diubah. Persuasi bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain dan
berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita
inginkan. Untuk mencapai tujuan itu perlu diciptakan suatu dasar yaitu dasar
kepercayaan. Dengan kepercayaan orang yang menerima keputusan itu dengan senang
hati. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian atau
kesepakatan melalui kepercayaan.
Tujuan
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat
menulis sebuah wacana sesuai dengan tujuan penulisan.
Langkah-langkah
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang diasa
dilakukan dalam menulis. Namun, tidak aada keharusan untuk melakuka
langkah-langkah ini secara berurutan. Dari man pun, kita bisa memulainya. Mulailah
dari hal yang menurut Anda paling mudah.
o Tentukan sebuah masalah, persoalan, atau topik
o Tetapkan tema sekaligus tujuan, dan merumuskannya dalam bentuk kalimat
yang disebut rumusan tema
o Kumpulkan bahan penelitian
o Susun kerangka karangan
o Tetapkan judul
o Kembangkan kerangka tersebut hingga menjadi naskah
Penjelasan Topik, Tema, dan Judul
Penentuan Topik
Topik ialah pokok bahasan, ide, persoalan atau
pokok pikiran yangakan ditelaah, dikembangkan, dikupas, dan dibicarakan dalam
karangan. Topik masih bersifat umum, belum dibatasi, dan belum diarahkan. Ada beberapa
kriteria dalam menentukan topik.
o Topik harus bersifat problematik.
o Topik harus ada manfaatnya dan layak dibahas.
o Topik harus dipahami penulis dengan baik.
o Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
o Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
o Topik cukup menarik
Tema
Tema ialah topik yang sudah dibatasi, diarahkan,
khusus, dan mencerminkan isi tulisan.
Judul
Judul karangan adalah nama atau kepala karangan
yang melukiskan dengan singkat apa yang menjadi inti karangan. Kriteria judul
karangan: sesuai dengan topik, mampu menggambarkan isi karangan, menarik,
singkat, padat, jelas tidak bermakna ganda, dan diungkapkan dalam bentuk frasa
bukan kalimat.
Contoh
Topik: Kecerdasan spiritual siswa SMA
Tema: Usaha peningkatan kecerdasan spiritual
siswa SMA melalui kegiatan membaca pemahaman terhadap novel-novel religi
Judul: Upaya Peningkatan Kecerdasan Spiritual
Siswa SMAN I Cirebon melalui Apresiasi Novel Religi
Penulisan
Karya Ilmiah
Pengantar
Mengapa penulisan
karya ilmiah itu penting? Kita tahu bahwa menulis sebagai bentuk publikasi
serta konservasi karangan adalah kangkaian kegiatan akademik yang tak
terhindarkan. Kegiatan-kegiatan ini dijabarkan dalam kegiatan Tridarma
Perguruan Tinggi yang memuat pendidikan dan pengajaran, penelitian (dan penulisan
hasil penelitian), serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, menulis
karya ilmiah merupakan kegiatan akademik yang mutlak dilakukan dan oleh
karenanya, harus dikerjakan dengan baik.
Konsep
Tulisan ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karangan ilmiah
itu selalu ditulis dengan bahasa kongkrit, gaya bahasanya formal, kata-katanya
teknis dan didukug dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar tidaknya.
Perbedaan antara karangan ilmiah
dan non ilmiah dapat disimak melalui ciri-cirinya. Ciri-ciri ini sekaligus juga
merupakan kaidah yang harus diperhatikan dalam menulis karangan ilmiah. Secara ringkas
ciri-ciri karangan ilmiah adalah sebagai berikut.
o Menyajikan fakta umum secara sistematis.o Penulisannya cermat, tepat, dan benar, serta tulus. Tidak memuat terkaan.o Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya ingin memberitahukan sesuatu. Penulis ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.o Karangan ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secar sistematis terkendali, secara konseptual dan prosedural.o Karangan ilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karangan ilmiah menyasikan sebab musabab dan pengertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi.o Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja.o Ditulis secara tulus, yang dimuat hanyalah kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.o Karangan yang ilmiah itu tidak argumentatif dan tidak persuasif. Karangan ilmiah mungkin mencapai kesimpulan, tetapi penulisannya membiarkan fakta berbicara sendiri.o Karangan ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan yang ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta. Oleh sebab itu memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri.
Bobot dan mutu akademis sebuah
tulisan ilmiah hasil penelitian dapat dikaji dan dinilai dari 6 (enam) aspek berikut
ini.
o Aktualitas masalaho Relevansi manfaat praktiso Metodologi penelitian akurato . Orisinilitas penelitiano Sumbangan terhadap ilmu pengetahuano Sistematika penyusunan karya tulis
Ada pun sistematika
sebuah karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
Halaman Judul
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar/Bagan
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalahb. Rumusan Masalahc. Tujuan Penulisand. Metode Penelitiane. Kerangka Berpikirf. Sistematika Penulisan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Eiwayat
Hidup
Sementara itu
ada beberapa etika yang harus dipatuhi dalam penulisan karangan ilmiah.
Penggunaan
Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah
sebagaimana sudah dijelaskan di atas dapat disebut sebagai bahasa pikiran yang
sesungguh-sungguhnya. Karangan ilmiah itu menggunakan istilah ilmiah dan
menggambarkan kegiatan pikir dalam mengkomunikasikan kebenaran pengetahuan
seefisien mungkin. Dalam karangan ilmiah, perasaan perseorangan secara keras
tidak memperoleh tempat sehingga pada pembacanya tidak timbul penafsiran ganda.
Untuk menghindari tafsiran ganda itu, penulis ilmiah harus memperhatikan: (1)
pilih-memilih kata, (2) pembentukan kata, (3) penyusunan kelompok kata, (4)
penggunaan ungkapan, (5) penyusunan kalimat, (6) penyeragaman peristilahan, dan
(7) penggunaan ejaan yang telah dibakukan.
Penggunaan sudut
pandang
Dalam penulisan
karangan ilmiah sudut pandang orang pertama “Saya” dan “Kami” sering dipakai
dalam uraian yang bersifat umum. Orang kedua “Anda” atau “Saudara” hanya
dipakai dalam memberi petunjuk. Orang ketiga aktif “ia” dan “Mereka” tidak
banyak dipakai dalam karangan ilmiah, sedangkan orang ketiga pasif biasanya
lebih sering dipakai.
Pengutipan, Pengakuan,
dan Pengucapan Terima Kasih
Sebagian besar
tulisan ilmiah itu ditulis berdasarkan pada pengalaman, pengamatan, dan
percobaan penulisanya sendiri. Beberapa problem mungkin timbul setelah penulis
membaca buku-buku karya orang lain. Seringkali, seorang penulis membutuhkan pelengkap
untuk penemuan-penemuannya, ide-idenya dengan menunjuk atau menggunakan karya
orang lain. Dalam hal ini ia harus mengenal teknik pengutipan dan etika
mengakui serta mengucapkan terima kasih kepada sumber materinya. Ada berbagai
cara untuk mengakui dan mengucapkan terima kasih dalam penulisan karya ilmiah. Tetapi
pada umumnya pengakuan dan ucapan terima kasih itu ditempatkan dalam bagian
pengantar, atau dalam bagian uraian pokok, dalam catatan kaki, dan dalam
bibliografi (daftar pustaka) atau dalam bagian khusus (seperti biasa dipakai
dalam tesis, disertasi, dan skripsi).
Contoh penulisan catatan kaki:
1Ary Ginanjar Agustian. Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient, Arga,
Jakarta, 2001, hal. 25
Contoh penulisan daftar
pustaka:
Agustian, Ary
Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
Emosional Spiritual Quotient, Jakarta: Arga.
Tujuan
Melalui pelatihan
ini diharapkan peserta dapat memahami kaidah dan etika pnilisan karya ilmuah
dan dapat menerapkannya dalam kegiatan akademik selanjutnya.
Langkah-langkah
Prosedur penulisan karya ilmiah
sebenarnya bervariasi, namun pada dasarnya mengikuti langkah-langkah berikut
ini.
a. Lakukan studi kepustakaanb. Rumusan masalahc. Rumusan hipotesis penelitiand. Rumusan hasil yang diharapkane. Lakukan pengumpulan dataf. Analisis data yang diperoleh dengan teorig. Lakukan pembahasanh. Buatlah laporan
A. Latihan
Telitilah penggunaan
bahasa pada wacana di bawah ini, di manakah letak ketidakilmiahannya! Betulkan sehingga
menjadi bahasa yang ilmiah!
Pendidikan adalah
bimbingan pada pertumbuhan manusia sejak kelahirannyasampai dewasa. Sampai di
manakah sebenarnya pendidikan itu dapat mempengaruhi atau membentuk anak? Tidakkah
faktor-faktor pembawaan itu berperan? Kuat manakah ‘dasar’ dan ‘ajar’ itu?
Ada teori
yang menyatakan bahwa sifat pembawaa sejak lahir (dasar) itu sangat tebal untuk
dapat ditembus oleh pendidikan. Sesuatu yang telah diberikan oleh ibu alam
tidak dapat diubah (aliran nativisme). Namun teori tabularasa mengatakan anak
itu diumpamakan sehelai kertas putih yang masih bersih dan pendidikan dapat
menulisinya apa yang dikehendaki.
William Stern,
seorang ahli psikologi berkembangan Jerman, berpendapat bahwa bakat dan
lingkungan atau ‘dasar’ dan ‘ajar’ itu bekerja sama. Pendidikan ini perlu,
tetapi kemampuannya dalam mempengaruhi dan membentuk anak dibatasi oleh sifat
pembawaan. Mungkin pendapat itulah yang baik untuk kita jadikan landasan dalam
pendidikan anak-anak.
Latihan
a. Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi paragraf yang baik!(1) Itu merupakan masalah yang dihadapi oleh penulis-penulis(2) Sementara itu, ditunjukkan pula luas dan seluk beluk hubungannya dengan manusia lain serta kejadian-kejadian di sekitarnya.(3) Pengalaman manusia di dunia ini memang luas sekali dan bermacam-macam pula.(4) Para penulis hendaknya dapat memperhatikan watak-watak serta motif-motifnya dalam tulisannya.(5) Itu semua merupakan masalah yang harus dipecahkanb. Tulislah sebuah paragraf dengan kalimat utama berikut ini!· Menabung merupakan bagian dari pendidikan yang sangat penting bagi murid-murid.· Koperasi merupakan wadah yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat kita.· Penguasaan bahasa yang baik sangat diperlukan oleh mahasiswa.c. Susunlah paragraf-paragraf di bawah ini menjadi karangan yang baik!a) Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik dari semua suku bangsa di Indonesia. Oleh sebab itu, maka kedudukandan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan nasional mencakup sebagai mata pelajaran dasar, dan sebagai bahasa pengantar di semua jenis dan jenjang sekolah.b) Perkembangan bahasa Indonesia seperti yang kita miliki dewasa ini telah dimungkinkan oleh usaha para pendidik. Sebaliknya, perkembangan pendidikan kebangsaan kita telah dimungkinkan berkat adanya bahasa Iindonesia.c) Bahasa daerah masih dipakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di kelas satu sampai kelas tiga SD di daerah-daerah yang masih memerlukannya. Di samping itu, bahasa daerah dapat pua diajarkan sebagai mata pelajaran.d) Sehubungan dengan pemakaian tiga kelompok bahasa tersebut, ada hal yang tidak menggembirakan, yaitu percampuradukan pemakaian bahasa Indonesia dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Hal itu dapat diatasi dengan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar.e) Bahasa asing tentu diajarkan di sekolah untuk sarana berkomunikasi antarbangsa dan untuk menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari buku-buku yang berbahasa asing.
2. Menulis
Wacana
Latihan
a. Peristiwa kecelakaan lalulintas misalnya, dapat kita ungkapkan dalam jenis wacana/ karangan narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi ataupun argumentasi tergantung tujuan dan cara kita menyampaikannya. Coba ungkapkanlah peristiwa kecelakaan tersebut dalam berbagai jenis wacana/ karangan tersebut!
b. Rumuskan sebuah topik, tema, dan judul sebuah karangan yang saling berkaitan!
3. Penulisan Karya Ilmiah
IAIN Syekh Nur Jati. 2010. Smart Steps
Sosialisasi & Pengenalan Cara Belajar, Cirebon : IAIN SNJ Cirebon
My merit casino casino bonus code | Shootercasino
BalasHapusPlay My 우리카지노 Play casino at Shootercasino and get a fantastic 100% up to €100 Free Chip. 제왕카지노 Play for Real Money, BONUS, MEGA WIN, VIP AND SLOTS today! 메리트카지노