Rabu, 11 Desember 2013

Publikasi Ilmiah


Wacana
Saat ini kita berada pada era informasi global. Sehingga informasi sudah merupakan komoditas yang memiliki nila jual yang cukup mahal. Selain itu, dengan munculnya teknologi informasi yang terus menerus mengalami perkembangan telah mencengangkan kita sebagai bangsa yang sedang membangun. Hal ini dapat dikatakan bahwa “semua warga masyarakat” perlu informasi untuk kepentingan masa depannya. Salah satu bentuk informasi yang sudah menjadi komoditas warga bangsa adalah hasil karya ilmiah. Oleh karena itu, sebagai kaum intelektuan atau calon intelektual kita perlu mengenal dan bisa melakukan publikasi ilmiah. Jangan dikira bahwa dengan publikasi ilmiah nilai bangsa kita akan naik grade-nya dan dihargai bangsa-bangsa lain di dunia.
Mengenal Bahasa Ilmiah
Pengantar
Apakah ada ilmu pengetahuan yang disampaikan tanpa menggunakan bahasa? Mungkinkah pendidikan seluruhnya dapat dilakukan tanpa memakai bahasa? Jawabannya tentu TIDAK. Namun, seringkali kita tidak mau merepotkan diri dengan soal-soal bahasa.
Dengan bahasa kita dapat membentuk dan mengungkapkan pikiran dan perasaan kita, juga keinginan kita. Dengan bahasa kita dapat mempengaruhi dan dipengaruhi. Dengan bahasa pula ilmu pengetahuan dapat disampaikan dan dikembangkan. Untuk itu, marilah kita belajar berbahasa yang baik dengan benar.
Konsep
Bahasa ilmiah adalah bahasa dalam konteks keilmuan mengarah pada perancangan bahasa secara terencana agar memiliki kesanggupan mewadahi gagasan-gagasan yang merupakan buah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman manusia. selain itu perkembangannya ditujukan pula untuk mewujudkan komunikasi pengetahuan ilmiah. Komunikasi pengetahuan ilmiah dalam konteks ini ditandai oleh penggunaan ragam yang sesuai serta pemanfaatan dan pemekaran kosa kata yang diperlukan untuk mengabstraksikan dan mengkomunikasikan konsep-konsep keilmuan yang semula terdapat dalam pikiran.
            Penjelasan ihwal bahasa dalam konteks keilmuan yang antara lain menurut keteraturan dan kelogisan, dapat dimulai dari pernyataan Fier (1977: xviii), yang menegaskan bahwa...may be defined as ordered knowledge of natural phenomena and the rational study of relation between concept in which these phenomena are expressed. Dalam konteks ini, ilmu tak lain adalah pengetahuan yang teratur tentang fenomena alam dan penelitian yang rasional tentang relasi-relasi antara konsep-konsep dengan fenomena yang diungkapkannya pengetahuan yang teratur dan penelitian yangrasional itu tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan bahasa yang selaras dengan kepentingan pengembangan ilmu.
Berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk kepentingan keilmuan, Rusyana (1989: 45) mengajukan beberapa syarat agar bahasa itu dapat menjalankan fungsi yang selaras dengan sifat-sifat ilmu. Syarat-syarat yang dimaksud adalah: (1) jelas, (2) deskriptif, (3) bernalar, (4) dapat dikontrol, (5) sederhana, (6) menunjukkan bahasa yng abstrak.
Syarat pertama, kejelasan antara lain dapat terindikasikan dari: (a) arti kata yang tidak menimbulkan keragu-raguan, (b) didefinisikan, (c) struktur dan makna kalimat yang jelas, (d) adanya satu pokok yang jelas dalam paragraf dan kepaduan kalimat-kalimat yang mengacu pada satu pokok dalam paragraf. Kedua, sifat deskriptif yang dimaksud adalah bahasa itu menggambarkan kenyataan empiris dengan spesifik, tertentu, dan terinci sehingga dapat dibuktikan kesesuaiannya dengan yang digambarkan itu. Ketiga, bahasa yang bernalar amat diperlukan untuk menyatakan hubungan sebab akibat atau menyatakan hubungan fungsional. Untuk itu, pernyataan-pernyataan harus rutin, tidak boleh bertentangan satu sama lain, dan sistematis. Keempat, pernyataan-pernyataan yang disusun haruslah dapat dikontrol, artinya dapat diperiksa kebenaran dan kepalsuannya. Kelima, bahasa ilmu haruslah memiliki kesederhanaan. Gejala-gejala dijelaskan secara ekonomis dan susunan yang sistematis dalam keilmuan. Keenam, penggunaan bahasa keilmuan menuju bahasa yang abstrak. Hal ini selaras dengan arah yang dituju oleh ilmu, yakni dari hal-hal kongkrit menuju generalisasi dan selanjutnya teori (Rusyana, 1989: 45).
Pilihan kata atau diksi juga merupakan unsur yang sangat penting penting dalam karangan ilmiah. Diksi menentukan kebakuan kalimat. Pilihan kata dalam karangan ilmiah harus tepat, benar, dan baku. Tepat artinya sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan dan sesuai pula dengan konteks kalimatnya. Benar berarti penulisannya sesuai dengan EYD dn pembentukan kata. Baku berarti menggunakan kata yang bermakna denotatif sesuai dengan yang terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia.
Tujuan
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat:
·   Memahami ciri-ciri bahasa ilmuah dan dapat menerapkannya dalam komunikasi ilmiah, lisan ataupun tulisan;
·       Memilih kata-kata yang tepat dalam menyusun kalimat yang memenuhi kaidah tata bahasa.
Tips dan Langkah-Langkah
Agar kita menguasai dan mampu menggunakan bahasa yang ilmiah dalam komunikasi ilmiah, kita memerlukan banyak latihan. Melalui  latihan kita akan terampil dalam memilih kata-kata yang tepat, menyusun kalimat yang memenuhi kaidah tata bahasa, dan kemahiran berkomunikasi yang baik. proses mencapai keterampilan itu dapat dipercepat dengan:
·         Banyak membaca
·         Rajin melakukan aktivitas berbahasa produktif dengan memperhatikan hal-hal berikut:
o   Dengan siapa kita berbahasa;

o   Untuk tujuan apa;

o   Kapan dan dimana aktivitas berbahasa itu berlangsung.
Ada pun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
o   Pilih sebuah topik

o   Apa yang Anda inginkan dengan topik itu

o   Kemukakan dengan bahasa ilmiah
Menulis Paragraf
Pengantar
Dapat kita bayangkanbetapa sulitnya memahami sebuah tulisan yang tidak terpisahkan dan terorganisasikan dalam paragraf-paragraf. Pikiran kita seolah-olah terkurung terus untuk memahami sebuah uraian yang tak terpisahkan antara gagasan utama yang satu gagasan utama yang lain. Konsentrasi kita dituntut lebih. Kita akan kesulitan dalam memahami gagasan-gagasan tersebut.
Suatu uraian yang tersusun atas paragraf-paragraf yang baik akan memudahkan pembaca dalam memahaminya. Marilah kita tingkatkan kemampuan kita dalam menulis paragraf yang baik dan teratur.
Konsep
Paragraf merupakan gagasan, ungkapan, penuanganbuah pikiran yang mengandung satu kebulatan ide, mengandung satu pokok pikiran, dan mengandung satu tema. Paragraf dapat pula dikatakan sebagai karangan yang pendek dan paling singkat. Dengan adanya paragraf kita dapat membedakan di mana suatu karangan itu dimulai dan di mana gagasan itu berakhir. Dengan sendirinya paragraf amat diperlukan di dalam suatu karangan, hal ini untuk menandai pembukaan topik baru, pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya, ataukah gagasan yang lain lagi.
Setiap paragraf hanya berisikan sebuah gagasan utama. Gagasan utama itu ditempatkan dalam sebuah kalimat topik. Gagasan utama itu dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut dalam rangkaian kalimat yang berhubungan dengan satu sama lain secara terpadu (kohesif) dan kompak atau runtut (koheren). Panjang pendek sebuah paragraf tergantung pada kemampuan penulis dan urgensinya. Tajuk rencana dan berita dalam surat kabar, misalnya, setiap paragraf hanya berwujud sebuah kalimat yang agak panjang. Sebaliknya dalam buku-buku teks dan karya ilmuah lain, sebuah paragraf terkembangkan dalam sejumlah kalimat yang cukup banyak.
Kalimat topik dapat ditempatkan pada awal paragraf (paragraf deduktif), atau pada akhir paragraf (paragraf induktif), atau pada awal dan akhir (paragraf campuran). Pada paragraf campuran, kalimat pokok pada akhir paragraf berfungsi menegaskan kembali. Pada tulisan-tulisan ilmiah, adanya kalimat pokok itu pada umumnya mudah dikenali. Namun pada kalimat yang bersifat deskriptif atau naratif kalimat pokoknya tidak selalu mudah dikenali.
Telah disinggung di muk bahwa kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf itu harus dihubungkan satu sama lain secara padu dan runtut serta kompak. Hal itu bukan saja menuntut kecermatan berbahasa, tetapi juga kejelasan dan kecermatan berpikir. Yang dimaksud dengan kepaduan di sini terutama adalah kepaduan semantik atau kepaduan gagasan. Hal itu menunjuk kepada hubungan antara pikiran yang satu dengan pikiran yang lain sebagai penyambung gagasan utama. Hal itu berarti menunjukkan saling ketergantungan dan saling mendukung di antara pikiran-pikiran itu.
Koherensi berarti keruntutan dan kekompakan hubungan antarkalimat dalam sebuah paragraf. Kalimat-kalimat itu berfungsi secara bersamaan mengembangkan sebuah gagasan utama. Hubungan kalimat secara demikian mencerminkan proses berpikir yang jelas, jernih, runtut, dan logis dan pada gilirannya memudahkan pembaca memahami pikiran-pikira yang terdapat di dalamnya.
Suatu karangan tentu saja terdiri dari berbagai paragraf. Berdasarkan letaknya, paragraf dapat dibedakan menjadi aragraf pengantar, pengembang, transisi, dan penutup. Paragraf pengantar berfungsi mengantarkan pembaca untuk mengetahui  apa yang akan disampaikan pada paragraf-paragraf berikutnya. Ide sentral karangan, pokok masalah, dan latar belakang yang ditulis di dalam paragraf pengantar perlu dikembangkan lebih luas di dalam paragraf-paragraf pengembang. Pengembangan paragraf ini biasanya dilakukan denga: perincian dan pelukisan; perpandingan dan pertentangan; analogi; penggolongan dan pembagian; alasan-alasan; contoh dan ilustrasi; definisi; dan analisis.
Selain paragraf pengantar dan pengembang, juga terdapat paragraf transisi (peralihan). Paragraf transisi berfugsi sebagai jembatan yang menghubungkan paragraf-paragraf pengembangan. Di samping ketiga jenis paragraf ini, penting pula kita susun paragraf penutup. Tanpa paragraf penutup, pembaca akan kehilangan gambaran umum (the big picture), danpikiran pembaca akan terpaku pada informasi terakhir yang tidak menyimpulkan keseluruhan karangan.
Tujuan
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta:
·       Mampu menuangkan gagasan ke dalam parafrag-paragraf yang sistematis, kohesif, dan koheren;
·       Mampu mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf yang kohesif dan koheren;
·       Mampu menyusun beberapa kalimat menjadi paragraf yang kompak dan padu.
Langkah-langkah
Sebuah paragraf hanya mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas yang keduanya merupakan kerangka paragraf. Dalam pengembanganya pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan pikiran-pikiran penjelas ke dalam kalimat-kalimat penjelas sebagai rincian kalimat utama.
Untuk itu, lebih jelasnya, langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan sebuah paragraf adalah sebagai berikut.
o   Tentukan pikiran-pikiran utama yang akan menjadi ide sentral tulisan kita.
o   Rumuskan pikiran utama tersebut ke dalam kalimat utama.
o   Kembangkan atau perjelas kalimat utama tersebut dengan beberapa kalimat penjelas.
o   Gunakan salah satu teknik pengembangan paragraf yang sesuai dengan topik paragraf.
Menulis Wacana
Pengantar
Kitika kita mau menulis sebuah topik, sebelumnya mesti kita pertimbangkan apa tujuan kita menuliskan topik tersebut. Topik IAIN Syekh Nur Jati Cirebon misalnya dapat disoroti dengan mempergunakan kelima macam wacana. Kita dapat mempergunakan bentuk narasi kalau kita mau bercerita mengenai sejarah pendirian dan perkembangan IAIN Syekh Nur Jati Cirebon. Kita dapat mempergunakan bentuk deskripsi, bila ingin melukiskan keadaan yang nyata di IAIN Syekh Nur Jati Cirebon ini, tentang pimpinannya, para dosennya, mahasiswanya, dan sebagainya. Atau dapat pula kita gunakan bentuk eksposisi bila kita ingin menguraikan tujuan atau visi dan misi IAIN Syekh Nur Jati Cirebon. Dan dapat juga menggunakan bentuk argumentasi apabila kita ingin menyatakan pendirian kita bahwa perlu diadakan perubahan dan perbaikan, atau bagaimana seharusnya kebijakan pendidikan di IAIN Syekh Nur Jati Cirebon ini dipolakan. Tentu harus disertai alasan-alasandan bukti-bukti yang kuat untuk meyakinkan pembaca. Dan yang terakhir kita pun dapat menggunakan bentuk persuasi apabila kita ingin mempengaruhi pembaca bahwa IAIN Syekh Nur Jati Cirebon adalah pilihan yang tepat bagi masyarakat untuk menimba imu yang komprehensif dan bermakna. Nah, marilah kita belajar menyusun kelima bentuk wacana tersebut.
Konsep
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka berarti dalam wacana terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan). Sebagai satuan gramatikal tertinggi, wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya
Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipengaruhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesif, akan terciptalah kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar.
Terdapat berbagai pendapat ahli yang membahas jenis-jenis wacana, namun perbedaan itu hanya karena perbedaan titik tinjau di antara mereka.
Wacana Narasi
Wacana narasi adalah wacana yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh itu terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Jadi, dapat disimpulkan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Sebuah narasi bukanlah merupakan rangkaian perbuatan semata-mata, tetapi merupakan rangkian perbuatan yang mempunyai makna secara keseluruhan. Unsur kesatuan itu dicapai oleh semacam “pusat perhatian” terhadap peristiwa yang terjadi atau oleh alur/plot. Plot atau alurlah yang memberi makna dramatis terhadap perbuatan atau peristiwa dan alurlah yang menentukan garis-garis batas sebuah narasi.
Faktor “pusat perhatian” ini memegang peran penting. Perhatian yang dicurahkan kepada suatu peristiwa akan mengarahkan seleksi tertentu atas peristiwa itu. Peristiwa pemberontakan akan mempunyai nilai yang berbeda bagi seorang penulis yang bersimpati kepada buruh dan bagi seorang penulis yang bersimpati kepada majikan ,walaupun peristiwa yang sihadapi sama. Perhatian yang berbeda antara kedua penulis itu akan menyebabkan detail-detail yang berbeda.
Wacana Eksposisi
Wacana eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan, memberitahukan suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya. Dari paparan wacana ini diharapkan orang lain yang tidak mengetahuinya menjadi tahu, dan orang lain yang tidak jelas menjadi jelas setrlah membaca atau menyimak wacana tersebut. Fakta-fakta di dalam wacana ini hanya digunakan sebagai informasi. Wacana jenis ini disebut juga wacana bahasan karena dalam wacana ini dibahas suatu peristiwa atau suatu objek. Wacana ini tidak bertujuan mempengaruhi orang lain melainkan hanya bertujuan memberitahukan suatu peristiwa atau suatu obje. Segala sesuatu yang ada pada peristiwa atau objek itu dipaparkan tanpa dipengaruhi oleh kesenangan atau ketidaksenangan terhadapnya.
Wacana Deskripsi
Wacana Deskripsi adalah karangan yang melukiskan, menggambarkan, memerikan suatu peristiwa atau objek hasi pengindraan dengan menyertakan detail yang sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat dan terlibat di dalamnya secara langsung.
Melalui deskripsi, seorang penulis berusaha memindahkan kesan-kesan hasil pengamatan dan perasaannya kepada pembaca, dengan membeberkan sifat dan semua perincian yang ada pada suatu objek. Sebuah objek deskripsi tidak hanya terbatas pada apa yang dapat dilihat, didengar, dicium, dirasa dan diraba, tetapi seorang penulis deskripsi juga harus dapat mendeskripsikan perasaan hati, misalnya perasaan takut, cemas, enggan, jijik, cinta, benci, rindu, kasih, sayang, haru, dan sebagainya. Demikian juga tentang suasana yang timbul pada suatu peristiwa, misalnya panasnya sinar matahari, dingin yang mencekam, panasnya bara dan sebagainya harus pula dapat dideskripsikan oleh penulis. Jadi, deskripsi pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk menggambarkan suatu objek atau peristiwa dengan kata-kata.
Wacana Argumentatif
Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar mereka percaya dan akhirnya bertindak seperti apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Dalam argumentasi, penulis dapat merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga ia dapat menunjukkan apakah itu benar atau tidak. Melalui argumen dunia ilmu pengetahuan berusaha mengajukan bukti-bukti atau mementukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. Oleh karena itu, argumentasi merupakan dasar yang fundamental dalam ilmu pengetahuan.
Dasar sebuah tulisan argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. berpikir kritis dan logis merupakan dasar dari penalaran ilmiah. Untuk hal ini sebuah penulisan harus bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang dijalin dalam metode tertentu. Hal ini juga dilakukan dalam menulis eksposisi. Hanya pada eksposisi, fakta-fakta dipergunakan seperlunya dengan tujuan memberi kejelasan. Pada argumentasi, ada motivasi untuk mempengaruhi atau mengubah pendapat atau sikap seseorang. Dengan demikian, pada argumentasi fakta-fakta yang dikemukakan bukan hanya untuk memberikan kejelasan, tetapi juga untuk dapat meyakinkan pembaca atau pendengar. Untuk dapat meyakinkan pembaca, penulis harus meneliti kebenaran fakta-fakta dan relevansi kualitas fakta-fakta dengan tujuan penulisan. Melalui suatu kejelasan atau penuturan yang logis, dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Apabila analisis data kurang cermat, maka usaha pembuktian itu akan sia-sia.
Wawancara Persuasi
Wawancara persuasi adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak, dan menganjurkan sesuatu pada orang lain untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan yang diharapkan. Ajakan yang diungkapkn di dalam persuasi tentu saja bertolak dari alasan-alasan yang logis dari penulis terhadap sesuatu hal. Dengan demikian, alasan digunakan untuk merayu orang lain agar berlaku sesuai dengan yang diharapkan.
Wacana jenis ini digunakan dalam pidato-pidato kampanyae, khotbah, iklan dan sejenisnya. Dari uraian wacana tersebut diharapkan orang tersebut terpengaruh dan mengikuti anjuran yang dikemukakan oleh penulis atau pembicara.
Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. Persuasi bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain dan berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Untuk mencapai tujuan itu perlu diciptakan suatu dasar yaitu dasar kepercayaan. Dengan kepercayaan orang yang menerima keputusan itu dengan senang hati. Persuasi itu sendiri adalah suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian atau kesepakatan melalui kepercayaan.

Tujuan
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat menulis sebuah wacana sesuai dengan tujuan penulisan.

Langkah-langkah
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang diasa dilakukan dalam menulis. Namun, tidak aada keharusan untuk melakuka langkah-langkah ini secara berurutan. Dari man pun, kita bisa memulainya. Mulailah dari hal yang menurut Anda paling mudah.
o Tentukan sebuah masalah, persoalan, atau topik
o Tetapkan tema sekaligus tujuan, dan merumuskannya dalam bentuk kalimat yang disebut rumusan tema
o Kumpulkan bahan penelitian
o Susun kerangka karangan
o Tetapkan judul
o Kembangkan kerangka tersebut hingga menjadi naskah

Penjelasan Topik, Tema, dan Judul

Penentuan Topik
Topik ialah pokok bahasan, ide, persoalan atau pokok pikiran yangakan ditelaah, dikembangkan, dikupas, dan dibicarakan dalam karangan. Topik masih bersifat umum, belum dibatasi, dan belum diarahkan. Ada beberapa kriteria dalam menentukan topik.
o   Topik harus bersifat problematik.
o   Topik harus ada manfaatnya dan layak dibahas.
o   Topik harus dipahami penulis dengan baik.
o   Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
o   Topik tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.
o   Topik cukup menarik

Tema
Tema ialah topik yang sudah dibatasi, diarahkan, khusus, dan mencerminkan isi tulisan.

Judul
Judul karangan adalah nama atau kepala karangan yang melukiskan dengan singkat apa yang menjadi inti karangan. Kriteria judul karangan: sesuai dengan topik, mampu menggambarkan isi karangan, menarik, singkat, padat, jelas tidak bermakna ganda, dan diungkapkan dalam bentuk frasa bukan kalimat.

Contoh
Topik: Kecerdasan spiritual siswa SMA
Tema: Usaha peningkatan kecerdasan spiritual siswa SMA melalui kegiatan membaca pemahaman terhadap novel-novel religi
Judul: Upaya Peningkatan Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN I Cirebon melalui Apresiasi Novel Religi



Penulisan Karya Ilmiah
Pengantar
Mengapa penulisan karya ilmiah itu penting? Kita tahu bahwa menulis sebagai bentuk publikasi serta konservasi karangan adalah kangkaian kegiatan akademik yang tak terhindarkan. Kegiatan-kegiatan ini dijabarkan dalam kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi yang memuat pendidikan dan pengajaran, penelitian (dan penulisan hasil penelitian), serta pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, menulis karya ilmiah merupakan kegiatan akademik yang mutlak dilakukan dan oleh karenanya, harus dikerjakan dengan baik.
Konsep
Tulisan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Karangan ilmiah itu selalu ditulis dengan bahasa kongkrit, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan didukug dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar tidaknya.
Perbedaan antara karangan ilmiah dan non ilmiah dapat disimak melalui ciri-cirinya. Ciri-ciri ini sekaligus juga merupakan kaidah yang harus diperhatikan dalam menulis karangan ilmiah. Secara ringkas ciri-ciri karangan ilmiah adalah sebagai berikut.
o   Menyajikan fakta umum secara sistematis.
o   Penulisannya cermat, tepat, dan benar, serta tulus. Tidak memuat terkaan.
o   Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak berambisi agar pembaca berpihak kepadanya. Motivasi penulis hanya ingin memberitahukan sesuatu. Penulis ilmiah tidak ambisius dan tidak berprasangka.
o   Karangan ilmiah itu sistematis, tiap langkah direncanakan secar sistematis terkendali, secara konseptual dan prosedural.
o   Karangan ilmiah itu tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan. Karangan ilmiah menyasikan sebab musabab dan pengertian. Kata-katanya mudah diidentifikasi.
o   Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung kecuali dalam hipotesis kerja.
o   Ditulis secara tulus, yang dimuat hanyalah kebenaran. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.
o   Karangan yang ilmiah itu tidak argumentatif dan tidak persuasif. Karangan ilmiah mungkin mencapai kesimpulan, tetapi penulisannya membiarkan fakta berbicara sendiri.
o   Karangan ilmiah itu tidak melebih-lebihkan sesuatu. Dalam karangan yang ilmiah hanya disajikan kebenaran fakta. Oleh sebab itu memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan karangan ilmiah. Melebih-lebihkan sesuatu itu umumnya disebabkan oleh motif mementingkan diri sendiri.
Bobot dan mutu akademis sebuah tulisan ilmiah hasil penelitian dapat dikaji dan dinilai dari 6 (enam) aspek berikut ini.
o   Aktualitas masalah
o   Relevansi manfaat praktis
o   Metodologi penelitian akurat
o   . Orisinilitas penelitian
o   Sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
o   Sistematika penyusunan karya tulis
Ada pun sistematika sebuah karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
Halaman Judul
Kata Pengantar
Ucapan Terima Kasih
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar/Bagan
BAB I PENDAHULUAN
a.       Latar Belakang Masalah
b.      Rumusan Masalah
c.       Tujuan Penulisan
d.      Metode Penelitian
e.      Kerangka Berpikir
f.        Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Eiwayat Hidup
Sementara itu ada beberapa etika yang harus dipatuhi dalam penulisan karangan ilmiah.
Penggunaan Ragam Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah sebagaimana sudah dijelaskan di atas dapat disebut sebagai bahasa pikiran yang sesungguh-sungguhnya. Karangan ilmiah itu menggunakan istilah ilmiah dan menggambarkan kegiatan pikir dalam mengkomunikasikan kebenaran pengetahuan seefisien mungkin. Dalam karangan ilmiah, perasaan perseorangan secara keras tidak memperoleh tempat sehingga pada pembacanya tidak timbul penafsiran ganda. Untuk menghindari tafsiran ganda itu, penulis ilmiah harus memperhatikan: (1) pilih-memilih kata, (2) pembentukan kata, (3) penyusunan kelompok kata, (4) penggunaan ungkapan, (5) penyusunan kalimat, (6) penyeragaman peristilahan, dan (7) penggunaan ejaan yang telah dibakukan.
Penggunaan sudut pandang
Dalam penulisan karangan ilmiah sudut pandang orang pertama “Saya” dan “Kami” sering dipakai dalam uraian yang bersifat umum. Orang kedua “Anda” atau “Saudara” hanya dipakai dalam memberi petunjuk. Orang ketiga aktif “ia” dan “Mereka” tidak banyak dipakai dalam karangan ilmiah, sedangkan orang ketiga pasif biasanya lebih sering dipakai.
Pengutipan, Pengakuan, dan Pengucapan Terima Kasih
Sebagian besar tulisan ilmiah itu ditulis berdasarkan pada pengalaman, pengamatan, dan percobaan penulisanya sendiri. Beberapa problem mungkin timbul setelah penulis membaca buku-buku karya orang lain. Seringkali, seorang penulis membutuhkan pelengkap untuk penemuan-penemuannya, ide-idenya dengan menunjuk atau menggunakan karya orang lain. Dalam hal ini ia harus mengenal teknik pengutipan dan etika mengakui serta mengucapkan terima kasih kepada sumber materinya. Ada berbagai cara untuk mengakui dan mengucapkan terima kasih dalam penulisan karya ilmiah. Tetapi pada umumnya pengakuan dan ucapan terima kasih itu ditempatkan dalam bagian pengantar, atau dalam bagian uraian pokok, dalam catatan kaki, dan dalam bibliografi (daftar pustaka) atau dalam bagian khusus (seperti biasa dipakai dalam tesis, disertasi, dan skripsi).
Contoh penulisan catatan kaki:
1Ary Ginanjar Agustian. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient, Arga, Jakarta, 2001, hal. 25
Contoh penulisan daftar pustaka:
Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient, Jakarta: Arga.
Tujuan
Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat memahami kaidah dan etika pnilisan karya ilmuah dan dapat menerapkannya dalam kegiatan akademik selanjutnya.
Langkah-langkah
Prosedur penulisan karya ilmiah sebenarnya bervariasi, namun pada dasarnya mengikuti langkah-langkah berikut ini.
a.       Lakukan studi kepustakaan
b.      Rumusan masalah
c.       Rumusan hipotesis penelitian
d.      Rumusan hasil yang diharapkan
e.      Lakukan pengumpulan data
f.        Analisis data yang diperoleh dengan teori
g.       Lakukan pembahasan
h.      Buatlah laporan


A.      Latihan

Telitilah penggunaan bahasa pada wacana di bawah ini, di manakah letak ketidakilmiahannya! Betulkan sehingga menjadi bahasa yang ilmiah!
Pendidikan adalah bimbingan pada pertumbuhan manusia sejak kelahirannyasampai dewasa. Sampai di manakah sebenarnya pendidikan itu dapat mempengaruhi atau membentuk anak? Tidakkah faktor-faktor pembawaan itu berperan? Kuat manakah ‘dasar’ dan ‘ajar’ itu?
Ada teori yang menyatakan bahwa sifat pembawaa sejak lahir (dasar) itu sangat tebal untuk dapat ditembus oleh pendidikan. Sesuatu yang telah diberikan oleh ibu alam tidak dapat diubah (aliran nativisme). Namun teori tabularasa mengatakan anak itu diumpamakan sehelai kertas putih yang masih bersih dan pendidikan dapat menulisinya apa yang dikehendaki.
William Stern, seorang ahli psikologi berkembangan Jerman, berpendapat bahwa bakat dan lingkungan atau ‘dasar’ dan ‘ajar’ itu bekerja sama. Pendidikan ini perlu, tetapi kemampuannya dalam mempengaruhi dan membentuk anak dibatasi oleh sifat pembawaan. Mungkin pendapat itulah yang baik untuk kita jadikan landasan dalam pendidikan anak-anak.
Latihan

a.       Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi paragraf yang baik!
(1)    Itu merupakan masalah yang dihadapi oleh penulis-penulis
(2)    Sementara itu, ditunjukkan pula luas dan seluk beluk hubungannya dengan manusia lain serta kejadian-kejadian di sekitarnya.
(3)    Pengalaman manusia di dunia ini memang luas sekali dan bermacam-macam pula.
(4)    Para penulis hendaknya dapat memperhatikan watak-watak serta motif-motifnya dalam tulisannya.
(5)    Itu semua merupakan masalah yang harus dipecahkan

b.      Tulislah sebuah paragraf dengan kalimat utama berikut ini!
·         Menabung merupakan bagian dari pendidikan yang sangat penting bagi murid-murid.
·         Koperasi merupakan wadah yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat kita.
·         Penguasaan bahasa yang baik sangat diperlukan oleh mahasiswa.

c.       Susunlah paragraf-paragraf di bawah ini menjadi karangan yang baik!
a)      Bidang pendidikan merupakan wadah dan lingkungan formal yang harus menerima anak didik dari semua suku bangsa di Indonesia. Oleh sebab itu, maka kedudukandan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan pendidikan nasional mencakup sebagai mata pelajaran dasar, dan sebagai bahasa pengantar di semua jenis dan jenjang sekolah.
b)      Perkembangan bahasa Indonesia seperti yang kita miliki dewasa ini telah dimungkinkan oleh usaha para pendidik. Sebaliknya, perkembangan pendidikan kebangsaan kita telah dimungkinkan berkat adanya bahasa Iindonesia.
c)       Bahasa daerah masih dipakai untuk membantu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di kelas satu sampai kelas tiga SD di daerah-daerah yang masih memerlukannya. Di samping itu, bahasa daerah dapat pua diajarkan sebagai mata pelajaran.
d)      Sehubungan dengan pemakaian tiga kelompok bahasa tersebut, ada hal yang tidak menggembirakan, yaitu percampuradukan pemakaian bahasa Indonesia dengan bahasa daerah atau bahasa asing. Hal itu dapat diatasi dengan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar.
e)      Bahasa asing tentu diajarkan di sekolah untuk sarana berkomunikasi antarbangsa dan untuk menimba ilmu pengetahuan dan teknologi dari buku-buku yang berbahasa asing.

2. Menulis Wacana
Latihan

a.       Peristiwa kecelakaan lalulintas misalnya, dapat kita ungkapkan dalam jenis wacana/ karangan narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi ataupun argumentasi tergantung tujuan dan cara kita menyampaikannya. Coba ungkapkanlah peristiwa kecelakaan tersebut dalam berbagai jenis wacana/ karangan tersebut!

b.      Rumuskan sebuah topik, tema, dan judul sebuah karangan yang saling berkaitan!

3. Penulisan Karya Ilmiah
 
IAIN Syekh Nur Jati. 2010. Smart Steps Sosialisasi & Pengenalan Cara Belajar, Cirebon : IAIN SNJ Cirebon

1 komentar:

  1. My merit casino casino bonus code | Shootercasino
    Play My 우리카지노 Play casino at Shootercasino and get a fantastic 100% up to €100 Free Chip. 제왕카지노 Play for Real Money, BONUS, MEGA WIN, VIP AND SLOTS today! 메리트카지노

    BalasHapus