Selasa, 10 Desember 2013

Berdirinya VOC


Banyak para pedagang Belanda yang datang ke Indonesia telah mendorong terjadinya persaingan sengit di antara mereka. Akibatnya, harga rempah-rempah di Indonesia menjadi tinggi padahal di Eropa cenderung menurun. Keadaan itu tentu saja menguntungkan Portugis sebagai pesaing Belanda. Apalagi Portugis telah lebih dahulu menerapkan monopoli di Indonesia dan Asia pada umumnya. Karena itulah untuk menghindari persaingan tersebut atas usul anggota parlemen Belanda, Johan van Oldebarnevelt dibentuklah perkumpulan dagang bersama. Usulan tersebut disamput positif sehingga pada taggal 20 Maret 1602 berdirilah Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Dagang Hindia Timur.
                Adapun tujuan dibentuknya VOC, antara lain untuk
  1. Menghindari persaingan antarpedagang Belanda;
  2. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa ataupun bangsa-bangsa Asia;
  3. Membantu pemerintah Belanda dalam berjuang menghadapi Spanyol yang masih menguasainya.
                Untuk menjalankan kegiatannya, VOC memperoleh hak istimewa dari pemerintah Kerajaan Belanda. Hak-hak istimewa VOC yang diperoleh itu, antara lain
  1. Hak membentuk tentara dan mendirikan benteng;
  2. Hak membuat mata uang sendiri;
  3. Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai dari pangkat rendah sampai gubernur jenderal;
  4. Berhak berperang, berdamai, dan mengadakan perjanjian dengan raja-raja di negeri asing;
  5. Mendapat hak monopoli.
Wawasan
Usaha VOC agar monopoli perdagangannya tetap ditaati adalah melakukan kegiatan sebagai berikut.
Pelayaran Hongi
Pelayaran Hongi adalah pelayaran lengkap dengan perahu kora-kora untuk mengawasi dan mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan VOC.
Hak ekstirpasi
Hak ekstirpasi adalah hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga rempah-rempah di pasar mencanegara tetap tinggi.
                Dengan hak istimewa tersebut VOC telah bertindak sebagai lembaga pemerintahan dan penguasa perdagangan yang otonom. Untuk memperlancar aktivitas tersebut, VOC dipimpin seorang Gubernur jenderal. Jadi, seorang gubernur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both. Di bawah kepemimpinannya, VOC mulai menjalankan monopoli perdagangan dan perluasan daerah jajahan.
                Sebagai markas besar VOC yang pertama dipilih kota Ambon. Pilihan itu didasarkan pada pertimbangan bahwa Ambon dan Maluku pada umumnya merupakan penghasil rempah-rempah terbesar. Kedua, VOC telah melakukan monopoli perdagangan di tempat itu sehingga mudah untuk mengembangkannya. Pada perkembangannya, Pieter Both memindahkan markas besar VOC ke Jayakarta. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut.
  1. Letek Jayakarta lebih strategis, di jalur perdagangan Asia.
  2. Dari Jayakarta, VOC lebih mudah menyingkirkan Portugis di Maluku.
                VOC diizinkan Pangeran Jayakarta mendirikan markas besarnya di Jayakarta meskipun wilayah itu termasuk kekuasaan Banten. Beberapa tahun kemudian VOC mendapat saingan EIC (Perkumpulan Dagang Inggris) yang mendapat izin mendirikan kantor dagangnya di tempat itu. Akibatnya, muncul persaingan antara VOC dan EIC.

Drs. Suparman dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Sejarah, Solo: Tiga Serangkai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar