Mereka mulai melakukan pelayaran dengan menyusuri pantai
barat Afrika ke selatan, lalu membelok ke pantai timur Afrika, kemudian menuju
ke utara, dan akhirnya sampai di Goa (India) pada tahun 1498. Ditempat itu
bangsa Portugis yang dipimpin Alfonso d’ Albuquerque medirikan kantor dagang.
Di sana pula mereka mendengar kabar tentang Malaka yang pada waktu itu telah
berkembang menjadi sebuah pelabuhan dagang yang ramai.
Mengtahui
hal tersebut, d’ Albuquerque bermaksud mengadakan hubungan dengan Malaka. Untuk
menjalankan niat itu, pada tahun 1509 ia mengirimkan utusan ke Malaka. Utusan
itu tidak diterima dengan baik oleh Sultan Mahmud Syah. Hal itu di sebabkan Sultan Mahmud Syah telah mendengar perilaku buruk Portugis. Oleh karena itu, Portugis kemudian mengirimkan pasukan ke Malaka dan berhasil menguasai pada
tahun 1511.
Pada
tahun 1512 d’ Albuquerque mengirimkan beberapa kapal ke arah timur Indonesia
dan mendarat di Ternate, Maluku. Ketika bangsa Portugis tiba di Ternate, Kerajaan Ternate sedang bertikai dengan Kerajaan Tidore. Portugis disambut baik Raja Ternate dengan maksud agar Portugis bersedia menjadi sekutunya dalam
melawan Tidore. Di sisi lain kedatangan bangsa Portugis di Maluku ternyata
diikuti oleh bangsa Spanyol yang berhasil menjalin hubungan dengan Tidore.
Padahal, Tidore dan Ternate saling bermusuhan. Akibatnya, permusuhan itu pun
akhirnya merembet pada dua bangsa kulit putih, yaitu Spanyol dan Portugis.
Untuk menyelesaikan pertikaian Spanyol dan Portugis diadakan
perjanjian damai pada tanggal 22 April 1529. Perjanjian damai itu dikenal
sebagai Perjanjian Saragosa. Sebenarya, Perjanjian Saragosa sendiri merupakan
hasil perbaikan dari Perjanjian Tordesillas pada tanggal 7 juni 1494. Isi
perjanjian itu pada intinya sebagai berikut.
- Bumi ini dibagi atas dua pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan Portugis.
- Wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Meksiko ke arah barat sampai ke Filipina. Adapun kekuasaan Portugis membentang dari Brasilia ke arah timur sampai ke Kepulauan Maluku.
Jadi, berdasarkan revisi dari Perjanjian Tordesillas, Spanyol harus kembali ke Filipina. Adapun Portugis
berkuasa atas Kepulauan Maluku dan sekitarnya.
Pada akhir abad ke-16 dan awal
abad ke-17 giliran orang-orang Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis yang
datang ke Indonesia. Motif kedatangan mereka umumnya sama dengan tujuan
kedatangan orang-orang Portugis.
Pada tahun 1595, belanda
memberangkatkan empat buah kapal ke Indonesia dengan dipimpin Cornelius de Houtman dan Pieter de Kaizer. Mereka menuju Indonesia dengan menyusuri pantai
barat Afrika untuk sampai di Tanjung Harapan. Setelah itu dengan mengarungi Samudra Hindia sampailah di Indonesia melalui Selat Sunda.
Pada tahun 1596 empat kapal Belanda
mendarat di Banten yang pada saat itu mejadi pusat perdagangan lada putih. Karena
sikapnya yang congkak dan semena-mena, para pelaut Belanda tidak begitu
mendapat simpati dari penguasa dan rakyat Banten. Belanda kemudian mencoba
mengalihkan pembelian rempah-rempahnya ke Maluku. Usaha ini pun gagal sehingga
mereka kembali ke negerinya.
Meskipun gagal pada ekspedisi
pertama, Belanda telah berhasil merintis jalan pada ekspedisi berikutnya. Akibat
perubahan perilakunya, beberapa perusahaan Belanda yang mengirim ekspedisi
dagangnya ke Indonesia berhasil menjalin hubungan dengan penguasa pribumi. Belanda
pun berhasil memperoleh keuntungan besar dari perdagangannya.
Drs. Suparman dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Sejarah, Solo: Tiga Serangkai
Drs. Suparman dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Sejarah, Solo: Tiga Serangkai
How to Play Pogo: Online and Offline Casino (2021)
BalasHapusAre 우리카지노 there ways to play pogo? Read on for additional 바카라사이트 information. There are lots of pogo games that allow you to play pogo online in real time. These games are